Kamis, 29 Desember 2011

Makan sebelum berenang


Setiap orang selesai makan, 20-25 % aliran darah yang lebih besar akan menuju perut untuk pencernaan. Padahal berenang juga membutuhkan aliran darah yang besar untuk pergerakan lengan dan kaki. Hal ini bisa mengakibatkan persaingan dan membuat perut kekurangan oksigen dalam jumlah tertentu, sehingga menimbulkan kram perut. Kram juga bisa terjadi karena perut yang penuh oleh makanan berusaha untuk menarik kembali ligamen ke tempatnya.
Fakta menunjukkan bahwa perut yang penuh akan membuat seseorang tidak nyaman untuk berolahraga dan pada beberapa kasus bisa menyebabkan muntah. Meski demikian, belum pernah ada kasus yang dilaporkan berenang setelah makan bisa menyebabkan tenggelam. Tapi untuk menghindari gangguan yang mungkin timbul saat berenang, tak ada salahnya untuk menunggu beberapa saat sebelum berenang serta jangan terlalu bersemangat berenang jika setelah makan. Selamat berenang !

Selengkapnya.....

Rabu, 14 Desember 2011

Sekilas Tentang Albino


Albino adalah orang atau bisa juga hewan yang tidak mempunyai zat pewarna atau pigmen. Setiap bangsa memiliki pigmen, walaupun bangsa kulit putih, terutama bangsa-bangsa di daerah Skandinavia kurang sekali pigmennya.
Sebenarnya, apakah yang menentukan warna kulit atau pigmen manusia? Pigmen dihasilkan oleh berbagai zat yang saling mempengaruhi dalam badan manusia. Zat yang merupakan dasar pewarna disebut kromogen serta beberapa jenis enzim.
Bila seseorang sama sekali tidak memiliki zat-zatkromogen itu, tidak akan terlaksana pigmentasi dan ia akan menjadi albino. Istilah albino berasal dari kata Latin "albus" yang berarti putih. Mata penderita albino kelihatan merah, karena zat darah pada jaringan retina. Mata seorang albino peka sekali terhadap cahaya. Ia selalu akan memicingkan mata dan berkedip-kedip. Rambut-rambut pada seluruh badan juga berwarna putih.
Bukan saja di kalangan manusia terdapat albino, tetapi juga di di antara hewan dan tumbuhan. hewan albino yang paling terkenal adalah tikus putih dan kelinci putih. Namun ada juga tupai albino, bahkan juga jerapah albino. Menurut dugaan, sifat albinisme merupakan sifat menurun, maka orang-orang albino mungkin sekali meneruskan sifatnya kepada anak-anaknya.

Selengkapnya.....

Minggu, 04 Desember 2011

Strategi dalam mengatasi konflik

Cara kita bertingkah laku dalam suatu konflik dengan orang lain, akan ditentukan olah seberapa penting tujuan-tujuan pribadi dan hubungan dengan pihak lain (dengan siapa kita berkonflik).
  1. Gaya Kura-kura. Konon, kura-kura lebih senang menarik diri bersembunyi di balik tempurung badannya untuk menghindari konflik. Mereka cenderung menghindar dari pokok-pokok soal maupun dari orang-orang yang dapat menimbulkan konflik. Mereka percaya bahwa setiap usaha memecahkan konflik hanya akan sia-sia. Lebih mudah menarik diri, secara fisik maupun psikologis dari konflik daripada menghadapinya. Dalam pewayangan, sikap semacam ini kiranya dapat kita temukan dalam figur Baladewa.
  2. Gaya Ikan Hiu. Ikan hiu senang menaklukkan lawan dengan memaksanya menerima solusi konflik yang ia sodorkan. Baginya, tercapainya tujuan pribadi adalah utama, sedangkan hubungan dengan pihak lain tidak terlalu penting. Baginya, konflik harus dipecahkan dengan cara satu pihak menang dan pihak lainnya kalah. Watak ikan hiu adalah selalu mencari menang dengan cara menyerang, mengungguli dan mengancam ikan-ikan lain. Dalam pewayangan, sikap ini kiranya dapat kita temukan dalam figur Duryudana.
  3. Gaya Kancil. Seekor kancil sangat mengutamakan hubungan dan kurang mementingkan tujuan-tujuan pribadinya. Ia ingin diterima dan disukai oleh binatang lain. Ia berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari, demi kerukunan. Setiap konflik tidak mungkin dipecahkan tanpa merusak hubungan. Konflik harus didamaikan bukan dipecahkan agar hubungan tidak menjadi rusak. Dalam dunia pewayangan, sikap ini kiranya dapatkita temukan dalam diri tokoh Puntadewa.
  4. Gaya Rubah. Rubah senang mencari kompromi. Baginya, baik tercapainya tujuan-tujuan pribadi maupun hubungan baik dengan pihak lain sama-sama cukup penting. Ia mau mengorbankan sedikit tujuan-tujuannya dan hubungannya dengan pihak lain demi tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama.
  5. Gaya Burung Hantu. Burung hantu sangat mengutamakan tujuan-tujuan pribadinya sekaligus hubungannya dengan pihak lain. Baginya, konflik merupakan masalah yang harus dicari pemecahannya dan pemecahan itu harus sejalan dengan tujuan-tujuan pribadinya maupun tujuan-tujuan pribadi lawannya. Baginya, konflik bermanfaat meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan yang terjadi diantara dua pihak yang berhubungan. Menghadapi konflik, burung hantu akan selalu berusaha mencari penyelesaian yang memuaskan kedua pihak dan yang mampu menghilangkan ketegangan serta perasaan negatif lain yang mungkin muncul di dalam diri kedua pihak akibat konflik itu. Dalam dunia pewayangan, sikap ini kiranya dapat kita temukan dalam figur Kresna.
Kita perlu memahami strategi yang biasa kita gunakan dalam menghadapi dan memecahkan konflik dalam hubungan kita dengan orang lain. Dengan memahami strategi yang biasa kita pakai, kita berharap akhirnya dapat membiasakan diri menggunakan strategi yang paling efektif ditinjau dari sudut tercapainya tujuan-tujuan pribadi kita maupun terpeliharanya hubungan baik dengan orang lain.

Selengkapnya.....