budidayasemutrangrang.blogspot.com |
Sebenarnya mengambil larva / telur semut rangrang dari alam ini boleh-boleh saja asal terkendali dan dengan cara yang tepat. Biasanya para pemburu kroto kurang bijaksana dalam mengambil kroto dari sarangnya. Mereka kerap kali merusak seluruh sarang, sehingga koloni semut rangrang tersebut terganggu habitatnya. Sarang yang tidak ada krotonya atau sarang ratu semut rangrang seharusnya tidak diusik.
Semut merah ini dapat dibudidayakan untuk menghasilkan kroto sehingga tidak mengganggu keseimbangan alam. Cara pembudidayaannya pun tergolong mudah. Pertama kali, kita cari ratu semut rangrang. Memang agak sulit, karena harus membedah satu per satu sarang untuk mencari ratunya. Cabang tempat ditemukannya ratu tersebut dipotong, kemudian diletakkan pada inang yang baru. Kita suguhi ratu semut tadi dengan bangkai serangga dan cairan manis agar merasa nyaman.
Satu koloni semut rangrang biasanya mempunyai lebih dari satu sarang. Sarang pusat terletak di tajuk pohon. Pada sarang ini berdiam ratu semut. Yang kedua adalah sarang telur, berisi telur dan larva semut. Berikutnya adalah sarang satelit yang tersebar di tempat-tempat tertentu di pohon sebagai pos terdekat gudang makanan.
Sepanjang hidupnya ratu akan bertelur lagi begitu telur dan larvanya diambil, Jadi harus diusahakan agar ratunya jangan sampai terbunuh pada saat kita mengambil krotonya. Secara alami, 1 kg kroto dapat dihasilkan dalam waktu 1 hari. Tetapi kita dapat meningkatkan produksi krotonya dengan cara menyediakan bangkai serangga, sisa makanan berdaging dan cairan manis bagi ratu semut rangrang.
indonetwork.net |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar