Rabu, 02 November 2011

Mengapa manusia mengalami letih?


Perasaan letih pada hakikatnya merupakan gejala keracunan. Otot yang bekerja menghasilkan bahan asam susu. Bila asam susu "disingkirkan" dari otot yang letih, ia segera akan pulih dan mampu bekerja kembali. Dalam melakukan kegiatannya, otot-otot kita menghasilkan berbagai macam bahan kimia, yang umumnya diistilahkan dengan toksin (racun) keletihan. Toksin itu dihantarkan dalam aliran darah ke seluruh badan, hingga bukan hanya otot, melainkan seluruh tubuh khususnya otak akan merasa letih pula.
Tentang perasaan letih itu telah dilaksanakan berbagai eksperimen yang mengesankan oleh para ilmuwan. Bila seekor anjing disuruh bekerja hingga amat letih sampai tertidur, lalu darahnya diambil dan ditransfusikan kepada anjing lain yang tidak bekerja, ternyata anjing tersebut juga merasa letih dan tertidur. Dan jika darah dari anjing yang merasa segar ditransfusikan ke badan anjing yang tidur karena letih, anjing itu akan bangun dan tidak merasa letih lagi.
Namu, kelihatan bukan semata-mata proses kimiawi, melainkan juga proses biologi. Tidak bisa keletihan itu "disingkirkan" begitu saja, melainkan sel-sel badan harus diberi kesempatan untuk beristirahat pula. Bagian-bagian yang rusak harus dipulihkan, sel-sel urat saraf pada otak harus diberi "isian" lagi, dan sendi-sendi badan harus mendapat ganti bahan pelumas yang habis terpakai. Jelasnya, tidur selalu diperlukan untuk memulihkan energi badan setelah mengalami keletihan.
Seringkali, cara yang paling tepat untuk menyegarkan bagian badan yang letih, ialah mempergiat anggota badan lainnya. Bahkan kita bisa mengaso dengan cara bergiat. Karena kegiatan akan meningkatkan pernafasan. Peredaran darah dipercepat dan kegiatan kelenjar ditingkatkan maka dengan cara demikian, bahan sampah dapat disingkirkan dari bagaian badan yang letih.
Namun, bila Anda sungguh letih, upaya yang paling baik untuk memulihkan tenaga ialah tidur!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar